Jakarta: PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang merupakan Corporate Venture Capital (CVC) serta perusahaan anak dari PT Bank Mandiri Persero Tbk melihat terdapat dua penyebab utama dunia tengah memasuki tech slowdown. Adapun hal tersebut patut diwaspadai guna meminimalkan risiko di masa mendatang.
 
Adapun penyebab itu pertama, belum melakukan perencanaan masa depan yang tepat. Startup cenderung mengharapkan periode pertumbuhan eksponensial di beberapa sektor yang dipicu oleh pandemi untuk berlanjut ketika keadaan kembali normal. Kedua, belum menghasilkan inovasi. Misalnya, menawarkan produk atau servis yang sebelumnya sudah populer di pasar.
 
Pada awalnya, Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha mengungkapkan, startup cenderung akan membakar uang untuk membangun top-of-mind merek dan menjangkau target pasar mereka. Namun, saat ini telah terbukti bahwa strategi tersebut tidak selalu berhasil karena pada dasarnya startup adalah sebuah bisnis yang harus mencari profitability.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Saat ini startup harus fokus kepada inisiatif yang memiliki dampak positif terhadap bottom line untuk memiliki path to profitability dan mencapai self sustain. Tidak lagi growth at any cost,” kata Dennis, dilansir dari keterangan tertulisnya, Minggu, 12 Februari 2023.

Secara global, menurut CB Insights dalam State of Venture 2022 Report, perusahaan yang didukung modal ventura hanya mencapai USD415,1 miliar di sepanjang 2022 atau turun 35 persen dibandingkan dengan 2021.
 
Penurunan pendanaan paling dalam di 2022 terjadi di sektor kesehatan digital dengan startup healthtech berkurang 57 persen (yoy), startup teknologi ritel turun 52 persen (yoy), dan startup fintech turun 46 persen (yoy).
 
Sedangkan berdasarkan wilayahnya, Asia mengalami kontraksi terbesar dengan pendanaannya berkurang 40 persen (yoy). Selanjutnya, Amerika Serikat dan Eropa keduanya melemah 17 persen (yoy).
 
Di 2023, startup perlu memerhatikan pertama, biaya operasional. Hal ini tidak selalu berarti mengurangi pertumbuhan, tetapi dapat dengan mengevaluasi kembali proses bisnis dengan struktur yang efisien.
 
“Dalam sisi operasional, baik tenaga kerja, pemasaran, dan infrastruktur cloud, startup harus memastikan mereka memilih model yang paling hemat biaya dan tidak menggunakan lebih banyak daripada yang mereka butuhkan,” jelas Chief Financial Officer MCI Rino Bernando.
 
Selanjutnya, orang-orang di belakang startup harus selalu mengasah kompetensi dan bergabung ke dalam komunitas profesional. Perusahaan harus membantu tim untuk memiliki keterampilan digital karena sangat penting bagi bisnis.
 
Kedua, startup harus berinovasi dan memecahkan masalah. Saat ini investor cenderung berfokus pada fundamental bisnis dengan penekanan pada pendapatan. Solusi atas permasalahan yang ditawarkan oleh startup pun harus memiliki model bisnis yang tepat dan dapat menghasilkan pendapatan agar bertahan, sehingga startup dituntut memiliki path to profitability.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.