Merdeka.com – Sebuah perusahaan rekayasa genetika memiliki rencana berani untuk ‘membangkitkan’ dan ‘meliarkan’ kembali burung dodo. Burung dodo ini merupakan satwa endemik asal Mauritius, Kepulauan Mascarene yang berada di Samudra Hindia. Sudah berabad-abad burung dodo ini punah.
Colossal Biosciences adalah perusahaan bioteknologi yang berkeinginan mewujudkan mimpi ini. Sebelumnya, perusahaan ini juga memiliki rencana untuk menghidupkan kembali dua spesies lain yang telah lama punah yakni mammoth berbulu dan harimau Tasmania.
Grup Avian Genomics perusahaan yang baru dibentuk akan memimpin upaya untuk mereproduksi dodo.
“Dodo adalah contoh utama dari spesies yang punah karena kita sebagai manusia membuat mereka tidak mungkin bertahan hidup di habitat aslinya,” kata Beth Shapiro, ahli paleontologi dan anggota dewan penasehat Colossal Biosciences dilaporkan NY Post, Sabtu (4/2).
“Setelah berfokus pada kemajuan genetik dalam DNA purba sepanjang karier saya dan sebagai orang pertama yang sepenuhnya mengurutkan genom dodo, saya sangat senang dapat bekerja sama dengan Colossal dan orang-orang Mauritius dalam de-extinction dan akhirnya meliarkan kembali dodo,” tambah Shapiro.
Tujuan mulia perusahaan yang harus diakui tidak biasa, telah menarik daftar investor terkenal untuk mengucurkan duit sebagai investasi pengembangan perusahaan. Beberapa investor merupakan artis ternama seperti Chris Hemsworth, Nicholas Braun, Paris Hilton, dan firma modal ventura CIA In-Q-Tel, dan entitas lainnya.
Colossal Biosciences telah bernilai USD1,5 miliar setelah putaran penggalangan dana Seri B senilai USD150 juta yang baru saja ditutupnya. Peserta dalam putaran pendanaan terbaru termasuk investor teknologi, United States Innovative Technology Fund, produser “Jurassic World” Thomas Tull, dan Breyer Capital. Dengan demikian, secara total Colossal telah mengumpulkan USD225 juta sejak debutnya pada September 2021.
Meski begitu, apa yang akan dilakukan perusahaan tak lepas dari kritikan. Banyak kritik yang menyatakan skeptis tentang pencapaian tujuan itu. Belum lagi variabel yang tidak diketahui terkait dengan menciptakan kembali spesies yang telah lama punah.
Startup ini memiliki lebih dari 40 ilmuwan dan tiga laboratorium yang mengerjakan proyek mammoth berbulu dan mengklaim akan dapat memproduksi pada tahun 2028. Sementara, Tim yang mengerjakan harimau Tasmania terdiri dari ‘30 ilmuwan berdedikasi’ yang diklaim telah mencapai ‘kemajuan besar’ dalam proses rekayasa genetikanya.
[faz]
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.