Siapa tak kenal Nutella? Produk cokelat berbentuk selai atau pasta untuk olesan roti yang banyak digemari ini sukses membawa keluarga Ferrero menjadi miliarder dunia.
Kalau Anda penggemar selai cokelat, tentunya sangat familier dengan brand yang satu ini: Nutella. Namun, tahukah Anda betapa digdayanya produk dari Italia keluaran Ferrero SpA itu?
Forbes pernah mencatat: setiap 2,5 detik, terjual satu stoples Nutella. Lalu, setiap tahun, 400 ribu ton Nutella terjual di 170 negara. Jangan kaget, berat ini sama bobotnya dengan Empire State Building, gedung pencakar langit di New York, Amerika Serikat. Kemudian, dari 100 pohon hazel (penghasil kacang hazel/hazelnut) di dunia, 15 di antaranya akan diolah menjadi produk-produk Ferrero, terutama Nutella.
Wow… Nutella memang luar biasa. Ia menguasai 70% pasar spreadable creams (cokelat selai) di dunia. Dan, tahukah Anda: seluruh stoples Nutella yang terjual, kalau dijejerkan, dalam setahun panjangnya delapan kali panjang Tembok Besar China (21.196 km)? Dahsyat, bukan?
Kendati begitu digdaya, tak banyak yang tahu siapa sesungguhnya keluarga Ferrero dan kelompok usahanya. Tak perlu kaget, mereka memang dijuluki “one of the most secretive companies in the world”. Padahal, mereka telah membangun sebuah kerajaan cokelat yang begitu gigantik.
Saat ini Ferrero SpA merupakan pembuat cokelat terbesar kedua di dunia, dengan lebih dari 30 merek di bawah payungnya. Dengan penjualan 2021 mencapai US$ 12,7 miliar, posisinya ada di bawah Mars Wigley Confectioner (US$ 18 miliar), dan di atas Mondelez International (US$ 12 miliar). Laba bersihnya di tahun 2021 mencapai US$ 677,2 juta.
Dimiliki 100% oleh keluarga Ferrero, kini Ferrero SpA memiliki lebih dari 70 perusahaan afiliasi, dengan 15 pabrik serta 39.000 karyawan di 55 negara. Kekayaan keluarga ini ditaksir mencapai US$ 36,4 miliar (Rp 521 triliun); Rp 300 triliun di antaranya milik Giovanni Ferrero, yang kini menjadi Executive Chairman Ferrero SpA.
Dalam bukunya, Nutella World (2015), Gigi Padovani, yang melacak awal mula kesuksesan bisnis keluarga Ferrero, mencoba memahami perjalanan keluarga ini. Padovani mencatat bahwa kisah bisnis mereka dimulai tahun 1942 sewaktu Pietro Ferrero (1898-1949), seorang tukang roti. membuka sebuah toko roti di Alba, di bagian utara Italia (48 km dari arah Turin).
Ketika itu, Pietro menghadapi tantangan. Orang Italia menyenangi cokelat, tapi buah kakao tidak banyak pasokannya. Pietro lalu mencoba mencari alternatif untuk membuat cokelat untuk kue kering. Dia lalu menyadari bahwa hazelnut, yang banyak tersedia di daerah sekitar Alba, dapat digunakan.
Dia beserta adiknya, Giovanni, lalu menciptakan produk berbasis kacang hazel yang disebutnya “Giandujot”. Produk ini mirip keju, diiris, lalu diletakkan di atas roti. Persis kata para pakar manajemen: kebutuhan, atau setidaknya kelangkaan, adalah mother of invention.
Siapa menyangka, ketika musim panas…
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.