terbaik.co.id – Dolar Amerika dikabarkan kembali menguat pada awal pembukaan pasar pada Senin, 29 Agustus 2022 pagi ini.

Memukul telak terhadap Yen selama lima minggu terakhir setelah ketua Federal Reserve Amerika Serikat, Jerome Powell mengisyaratkan suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi akan lebih lama dipertahankan untuk menekan gelombang inflasi yang melonjak.

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Channel News Asia, Dolar Amerika meningkat 0,5 persen dan kembali di atas 138 poin terhadap Yen mencapai 138,34 pada awal perdagangan Asia, tertinggi sejak 21 Juli.

Sterling turun 0,4 persen ke level terendah selama dua setengah tahun terakhir dinilai 1,1680 Dolar Amerika. Euro turun 0,3 persen menjadi 0,9932 per Dolar Amerika.

Pergerakan Dolar Amerika yang terus bergerak naik berkat kebijakan yang disampaikan Powell pada Jumat lalu, ketika Powell memperingatkan akan terjadi ‘sedikit rasa sakit’ untuk kebutuhan rumah tangga dan bisnis seiring dengan kebijakan pengendalian yang dilakukan oleh The Fed untuk mengendalikan inflasi.

“Powel menjelaskan bahwa tidak ada poros dovish seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar,” ujar Carol Kong, rekan senior untuk strategi mata uang dan ekonomi internasional di Bank Commonwealth Australia.

Carol Kong menambahkan indeks perdagangan Dolar Amerika akan menjadi lebih tinggi bahkan bisa di atas 110 poin, seiring dengan partisipasi pasar yang berlanjut mempertimbangkan siklus pengetatan yang lebih agresif oleh bank sentral utama.

Indeks Dolar Amerika hingga saat ini berada di angka 109.24, setelah sebelumnya berada di angka 109.29 di bulan Juli selama dua dekade.

Harga pasar saat ini di antara 64,5 persen dan kemungkinan kenaikan dari basis rate sebesar 75 persen pada saat pertemuan oleh Federal Reserve pada September 2022.

Menepis kemungkinan potensial adanya kenaikan besar yang akan dilakukan Bank Sentral Eropa pada pertemuan yang akan diadakan di bulan September nanti, mata uang tunggal telah berjuang bersama para investor yang lebih mengutamakan fokus kepada krisis energi .

Raksasa energi Rusia, Gazprom, diperkirakan akan menghentikan pasokan gas alam ke eropa melalui pipa utamanya dari 31 Agustus hingga 2 September 2022 untuk dilakukan pemeliharaan.

“Ketakutan atas penghentian total gas Rusia akan membuat Euro/Dolar Amerika tetap berat dan dibawah paritas,” ujar Carol Kong.

Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko tersebut juga terbebani oleh rasa takut akan kenaikan suku bunga progresif di seluruh dunia dan berimbas akan memperlambat laju perkembangan ekonomi.

Dolar Australia melemah terhadap Dolar Amerika sebesar 0,31 persen menjadi 0,6870 per Dolar Australia, sementara Dolar negeri Kiwi mencapai level terendah terhadap Dolar Amerika yaitu 0,6107 per Dolar dan ditutup perdagangan terakhir dengan nilai 0,6113 per Dolar.***