Merdeka.com – Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) mengatakan Indonesia masuk dalam tiga besar negara yang kaya akan wilayah kehutanan. Untuk itu, hanya dengan memanfaatkan potensi hutan maka target penurunan emisi akan tercapai.
Demikian dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK, Hanif Faisol Nurofiq.
“Kita ini bersyukur, hutan kita termasuk tiga terbesar di dunia, artinya dengan memanfaatkan potensi hutan saja kita bisa mencapai target penurunan emisi,” katanya dalam keterangan, Rabu (14/9).
Ia menjelaskan FoLU Net Sink 2030 menjadi jawaban atas tantangan Indonesia sebagai negara yang ikut serta dalam program perubahan iklim.
“Bahkan, PBB juga meminta kepada seluruh dunia agar meningkatkan ambisi soal perubahan iklim,” katanya.
Menariknya, di negara-negara maju, banyak yang mengalami kesulitan mereduksi emisinya, karena apa, hutan mereka terbatas,” kata Hanif.
Seperti diketahui, perubahan iklim menjadi salah satu isu yang dibahas dalam KTT G20 di Bali pada pertengahan November 2022 mendatang.
“Kami akan terus mendukung kebijakan pemerintah terkait program FoLU Net Sink 2030 soal perubahan iklim. Karena memang, isu ini bukan lagi permasalahan lokal atau nasional, melainkan dunia,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Drs Nuryakin, usai menghadiri acara workshop FoLU Net Sink 2030, di Palangka Raya.
Ia berharap, masyarakat juga memiliki peran agar program tersebut bisa berjalan sinergis sampai ke lapisan bawah.
“Tentunya, kita berharap peran masyarakat dapat menjaga dan melakukan aksi agar FoLU Net Sink 2030 ini bisa tercapai, artinya memang ini kita lakukan bersama karena untuk masyarakat secara luas,” katanya.
Sebagai informasi, sektor kehutanan dan penggunaan lahan disebut-sebut memiliki potensi penyumbang 60 persen dalam penurunan emisi yang ingin dicapai pada 2030 mendatang.
Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan target untuk menurunkan emisi Gaz Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030.
Indonesia Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030 merupakan kondisi dimana antara tingkat serapan karbon sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya telah seimbang, atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan sektor tersebut pada tahun 2030.
[rhm]
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.