SURYA.CO.ID, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang tahun 2022 angka inflasi di Kabupaten Jember Jawa Timur (Jatim) mencapai 7,39 persen. Angka tersebut membuat Kabupaten Jember menjadi daerah yang memiliki angka inflasi tertinggi se- Jatim.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi menjelaskan, sebenarnya pada Desember 2022 saja, inflasi Jember hanya 0,57 persen, termasuk angka inflasi bulanan terendah di Jawa Timur. Hanya saja, kata Tri, hal itu belum bisa mengurangi inflasi tahunan Kabupaten Jember sepanjang 2022 ini.

Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga beberapa komoditas pada awal tahun 2022. Seperti naiknya tarif berlangganan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). “Seperti tarif PDAM, sementara di daerah lainnya belum naik, tetapi Jember sudah naikan tarif duluan,” jelas Tri usai rilis, Senin (2/1/2022)

Menurutnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jember juga lambat dalam bekerja, karena mereka melakukan gerakan masif hanya di empat bulan terakhir tahun 2022. Akibatnya hasil yang diperoleh pun tidak maksimal.

“Jadi pada Januari hingga Agustus 2022 upaya TPID masih kurang. Mungkin pada saat itu masih dianggap biasa-biasa saja, padahal bulan tersebut sudah ada kenaikan inflasi bahkan 1 persen lebih,” tambah Tri.

Kondisi tersebut juga diperparah saat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melonjak pada awal September 2022 sehingga mempengaruhi bisnis transportasi darat. “Seperti angkutan dalam kota, ojek online, travel kemudian ekspedisi, jadi itu. Karena ini inflasi tahunan sehingga tidak bisa langsung diturunkan, karena ini sumbangan dari beberapa bulan,”imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya , kenaikan harga pokok musiman seperti telur ayam, cabai rawit, bawang merah dan sejenisnya, terkesan kurang diperhatikan. “Terutama ketika cuaca tidak menentu, seperti tanaman cabai kalau musim hujan cepat busuk, karena tanaman ini harus ditanam di tempat kering,” tuturnya.

Dan BPS menilai program pemerintah memberikan bibit tanaman cabai kepada beberapa Kepala Keluarga (KK) bisa membantu mengatasi inflasi. Tetapi juga perlu diwaspadai adalah yang bukan rumah tangga. Karena dikonsumsi oleh masyarakat banyak.

“Seperti restoran dan rumah makan juga perlu cabai banyak, mereka kan tidak mungkin menanam cabai sendiri,” jelasnya.

Dan penanaman cabai di halaman rumah setiap warga mungkin hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga saja. “Tetapi yang non-rumah tangga ini yang juga harus dipikirkan,” pungkasnya.

Berdasarkan Laporan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) milik Dinas Perdagangan Kabupaten Jember pada 2 Januari 2023, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit yang minggu lalu sekitar Rp 32.407, sekarang tembus Rp 56.815 per KG.

Sekadar informasi, daerah yang memiliki angka inflasi terendah di Jatim pada 2022 adalah Kota Probolinggo yakni 5,45 persen. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.