Tantangan ini tentunya memerlukan layanan kesehatan untuk menurunkan stuntingl. Seperti 300 ribu posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada balita , 100 ribu sekolah untuk mengedukasi para remaja putri, dan 1,5 juta kader untuk memiliki kemampuan pemantauan tumbuh kembang.
“Ini bukanlah masalah kesehatan, tetapi masalah negara. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan dukungan anda-anda semua,” ujarnya.
Kemenkes sudah melakukan 5 kegiatan untuk cegah stunting yakni, #AksiBergizi, #BumilSehat, #PosyanduAktif, #JamboreKader, dan #CegahStuntingItuPenting. Kegiatan cegah stunting ini dilakukan pada 12 provinsi di Indonesia yang memiliki stunting tertinggi yaitu Aceh, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dam Sulawesi Barat. Sementara itu, provinsi Indonesia yang memiliki jumlah stunting yang banyak yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
Pesan Kemenkes untuk menghadapi stunting
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, stunting bukanlah permasalahan kesehatan, tetapi permasalahan negara yang harus diperhatikan.
“Banyak orang yang berpikir masalah stunting ini masalah kesehatan, sebenernya ketika saya sudah mendalami ini bukan masalah kesehatan. Ini masalah yang dihadapi oleh suatu negara atau bangsa yang akan menunjukkan apakah negara itu besar atau tidak,” katanya.
“Pak presiden Jokowi itu udah sangat benar, menyatakan bahwa otoritas utama beliau untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar adalah masalah SDM karena diukur GDPnya berapa,” tambahnya.
Ia memberikan tiga pesan terkait masalah stunting yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menghadapinya. Pertama, GDP di Indonesia harus ditingkatkan dengan cara seluruh rakyat Indonesia lebih pintar dan produktif. Kedua, memperhatikan window of opportunity sampai 2030 untuk kerja sama dalam menaikan produktifitas yang lebih tinggi.
“Jumlah usia produktif Indonesia akan naik terus sampai 2030. Pada tahun 2030, persentase di Indonesia dengan rentang usia 15-60 tahun itu paling tinggi. Artinya di titik itulah persentase jumlah di Indonesia yang masih income banyak, sesudah itu persentasenya menurun. Artinya, banyak penduduk Indonesia yang tidak menghasilkan income dibandingkan penduduk Indonesia yang menghasilkan income. Artinya, makin banyak penduduk Indonesia yang harus ditopang oleh penduduk Indonesia yang lain,” ujar Budi.
Ketiga, menurutnya harus dibangun oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan pencegahan stunting dengan modal kekuatan sosial yang kuat untuk menurunkan angka stunting. Program ini akan berhasil ketika masyarakat sangat yakin dan penting.
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.