Merdeka.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkelakar bulu kuduk masyarakat langsung berdiri jika berbicara mengenai defisit dan utang negara. Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat menghadiri Ground Breaking Kampus III UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Minggu (22/1).
“Kalau bicara tentang defisit dan utang, langsung bulu kuduk berdiri,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menilai, instrumen utang sendiri diperlukan dalam aktivitas pembangunan suatu negara untuk menjadi kaya. Hal ini berlaku secara global. Menurutnya, dengan adanya pembangunan ekonomi membuat suatu negara akan bergerak. Sebaliknya, tanpa adanya pembangunan ekonomi negara akan mengalami Kemunduran.
“Kalau negara ini ingin terus maju, makmur, adil, bermartabat maka pembangunan harus diselenggarakan. Tidak ada pembangunan menunggu sampai negara kaya,” jelas Sri Mulyani.
Terlebih, pemerintah juga memiliki kemampuan untuk membayar utang. Dia mencatat, saat ini utang aktif pemerintah kepada Islamic Development Bank hanya Rp2,75 triliun dari nilai total pinjaman Rp7,3 triliun.
“Itu artinya yang tidak aktif sudah kita bayar kembali,” pungkas Sri Mulyani.
Kementerian Keuangan mencatat total utang Indonesia sampai Desember 2022 sebesar Rp7.733,99 triliun. Dengan jumlah tersebut, rasio utang pemerintah mencapai 39,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Sampai dengan akhir Desember 2022, posisi utang pemerintah berada di angka Rp7.733,99 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 39,57 persen,” dikutip dari Buku APBN KiTa Edisi Januari 2023, Jakarta, Kamis (19/1).
Rasio utang pemerintah pada Desember mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi utang pada November 2022. Namun jika dibandingkan dengan Desember 2021 mengalami penurunan dari 40,47 persen (yoy) terhadap PDB.
Fluktuasi posisi utang pemerintah dipengaruhi adanya transaksi pembiayaan berupa penerbitan dan pelunasan SBN, penarikan dan pelunasan pinjaman, serta perubahan nilai tukar. Meskipun demikian peningkatan tersebut masih dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.
“Rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar serta terkendali,” tulis laporan yang sama. [azz]
Baca juga:
Bangun Perguruan Tinggi Islam, Sri Mulyani Utang Rp10 Triliun ke Arab Saudi
Utang Indonesia Capai Rp7.733 Triliun, Amerika Serikat Ternyata Jauh Lebih Besar
Data Terbaru: Utang Pemerintah Sentuh Rp7.733 Triliun per Desember 2022
Terlilit Utang, Pengemudi Ojol di Pekanbaru Mengaku Dibegal dan Bikin Laporan Palsu
Erick Thohir Ingat Pesan Megawati: Jangan Jadikan BUMN Pusat Korupsi & Banyak Utang
Utang Tembus Rp7.554 T Berdampak Buruk ke Pengelolaan Keuangan Negara
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.