Ia mengakui, masalah Myanmar rumit, bahkan sebelum kudeta militer pada awal 2021. Menurutnya, butuh penanganan yang bijaksana terkait masalah Myanmar yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini.
“Masalah di Myanmar harus diselesaikan semua pihak di antara mereka sendiri, ASEAN bersifat mendorong,” kata Sidharto di Jakarta pada Kamis, 19 Januari 2023.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Myanmar dilanda krisis kemanusiaan akibat kemelut politik sejak junta militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.
Gerakan perlawanan termasuk pasukan bersenjata, muncul di sejumlah wilayah di Myanmar. Namun junta militer melawannya dengan kekuatan mematikan.
Para pemimpin negara anggota ASEAN, pada April 2021, membuat konsensus lima poin (5PC), yakni dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman Utusan Khusus ke Myanmar.
Kelompok sipil di Myanmar dan para analis menilai pendekatan itu gagal sebab junta masih melanggengkan kekerasan.
Sidharto menyatakan, Indonesia di tengah krisis Myanmar tidak akan mengalihkan fokusnya dalam membangun komunitas ASEAN. Pembangunan regional akan terus berjalan sebagai respons tantangan ekonomi hingga geopolitik di kawasan.
Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Timor Leste akan Hadir di Pertemuan Menlu ASEAN
Keketuaan Indonesia di ASEAN akan mengambil tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Prioritas pada keketuaan Indonesia 2023 di ASEAN mencakup pemulihan dan pembangunan, ekonomi digital, hingga sustainabilitas. Itu diharapkan dapat mendukung dan menjadi implementasi dari ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP).
Dalam pernyataan pers tahunan menteri (PPTM), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, krisis Myanmar tidak akan menyandera pembangunan di ASEAN. Indonesia, katanya, ingin menjadikan ASEAN resilient, dan menjadi barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan dan dunia.
Retno sendiri akan menjadi Utusan Khusus ASEAN untuk mengawasi implementasi konsensus tahun ini. ASEAN setidaknya akan menggelar pertemuan tingkat tinggi (KTT) dua kali pada tahun ini, pada Mei dan September.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
(FJR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.