Merdeka.com – Nandang Suhendar, warga Desa Wonoharjo, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat melaporkan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata ke polisi. Pelaporan dilakukan atas dugaan penganiayaan yang terjadi pada Sabtu (31/12/2022) malam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut diduga berawal saat Jeje melakukan inspeksi mendadak ke tempat hiburan yang nekat buka padahal sudah ditutup. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pangandaran diketahui menutup 33 tempat hiburan dan petugas Satpol PP menyegelnya.

Saat itu, Nandang yang diduga beking tempat hiburan merobek segel tempat hiburan. Atas aksi tersebut, Jeje geram.

Dalam surat tanda penerimaan laporan yang beredar, sekitar pukul 23.00 WIB Nandang sedang berada di salah satu warung di Dusun Wonoharjo. Saat itu, rombongan Jeje Wiradinata datang mempertanyakan terkait alasan pencabutan stiker segel yang dilakukan oleh Satpol PP.

Pada saat itu, Nandang mengaku berani mencabut segel tersebut karena sudah ada putusan dari pengadilan. Saat ditanya bukti surat putusan tersebut, Nandang mengatakan agar Jeje menanyakannya kepada petugas Satpol PP.

Masih dalam surat laporan tersebut, mendapat jawaban tersebut, Jeje disebut pelapor, merasa diajak berkelahi. Setelahnya Nandang pun mengaku dipukul di bagian hidung menggunakan telapak tangan kanan Jeje.

Dalam laporannya, Nandang mengaku tidak hanya dipukul oleh Jeje saja. Setelahnya, dia melaporkan satu orang lainnya memukul bagian hidungnya dengan kepalan tangan kanan sehingga mengalami sakit di bagian hidung.

Usai mengalami aksi tersebut, Nandang pun kemudian melaporkannya ke Polres Pangandaran pada Minggu, 1 Januari 2023 sekitar pukul 02.00. Laporan yang dilakukan Nandang diketahui bernomor STPL/01/I/2023/SPKT/POLRES PANGANDARAN/POLDA JAWA BARAT.

Terkait laporan tersebut, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus kepada wartawan membenarkan adanya laporan dugaan pemukulan yang dilakukan Bupati Pangandaran pada Sabtu malam.

“Laporan (dugaan Bupati Pangandaran melakukan pemukulan) ada,” kata Luhut.

Terkait laporan tersebut, Luhut mengaku akan melakukan penyelidikan terkait dugaan pemukulan tersebut. “Kita lagi lidik dulu. Saya belum menerima detailnya. Pokoknya ada laporan dari Ujang Bendo,” pungkasnya.

Terpisah, Jeje memberikan klarifikasi terkait persoalan tersebut. Dia mengaku marah karena segel tersebut dicopot.

“Wajar saya marah karena segel itu adalah simbol kehormatan, bukan hanya Pemda tapi alim ulama bareng di situ. Yang saya tanyakan kenapa dibuka,” kata Jeje.

Dikutip dari SCTV, Jeje membantah telah memukul korban. Dia mengaku hanya mengusap wajah korban untuk mengingatkan kesalahannya dan agar tidak bertindak melawan hukum.

[cob]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.