Jakarta: Era digitalisasi telah datang dan merambah ke semua lini kehidupan manusia. Kita harus siap dan mampu mengahadapi era yang cepat, tepat, efesien, dan penuh tantangan ini. 
 
Karena itu Akademi Televisi Indonesia (ATVI) sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis digital, berupaya membawa para mahasiswa dan lulusannya ke industri kreatif digital. Direktur ATVI Eduard Depari percaya industri digital bisa menghasilkan sesuatu yang baru dan relevan yang lahir karena kreativitas. 
 
“Karena itu kreativitas harus bermanfaat bagi orang lain,” ujar Eduard saat memberikan sambutan pada acara Kuliah Perdana ATVI, di Studio 1 Indosiar, Jakarta, akhir pekan lalu.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Eduard mengatakan ATVI akan membekali para mahasiswa dengan sejumlah kemampuan untuk menjadi bekal masuk ke industri kreatif digital. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis. 
 
“Sebab dengan sikap kritis itu ilmu akan berkembang,” kata dia.
 
Selanjutnya, kemampuan komunikasi. Menurutnya,  komunikasi menjadi sentral, karena meski sering diucapkan, kadang kemampuan komunikasi ini sering disalahartikan. 
 
Berikutnya adalah kemampuan berkolaborasi yang bisa menjadi modal bagi keberhasilan dalam membangun tim kerja. Dia menambahkan perlu juga pembekalan kemampuan estetika dalam berkarya.
 
“ATVI juga akan membekali mahasiswa dengan kemampuan bersikap etis. Ini bekal penting bahwa apa yang dihasilkan dalam proses berkarya, ditujukan untuk kepentingan masyarakat,” ujar Eduard.
 
Baca: Peluang Emas, Lowongan Kerja di Bidang Industri Digital Tumbuh 1.400%
 
Kuliah perdana di ATVI ini juga menghadirkan Hans Utama Raphael. Dia adalah praktisi audio video dan penyiaran yang juga Kepala Bagian Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Institusi ATVI.
 
Hans memberi pemaparan bertajuk “Wabah Produksi Konten di Era Media Digital: Peluang Kerja dan Karier”. Dia mengatakan bahwa program studi Produksi Media bertujuan mempersiapkan sumber daya masyarakat yang memiliki kompetensi penyiaran televisi. 
 
Mahasiswa juga diajarkan untuk memprodusi aneka jenis program televisi dan konten digital yang menarik, menghibur, dan memenuhi syarat tayang dan beretika. 
“Pencapaian kompetensi ini diupayakan melalui pengajaran mata kuliah yang relevan dan terstruktur secara akademik,” kata dia.
 
Hans melanjutkan, ATVI menghubungkan dunia pendidikan vokasi dengan industri kerja. Sehingga, terjadi relevansi antara penempuh pendidikan vokasi dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja sesuai keahlian. 
 

(UWA)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.