WAJAH semringah menguar di Auditorium Utama Harun Nasution, Jumat, 22 Desember 2022 malam. Ratusan hadirin, baik alumni maupun mahasiswa UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, memenuhi auditorium tersebut. Tampak hadir Rektor UIN Jakarta Prof Amany Lubis, Menag Yaqut Cholil Qoumas, dan Ketua Umum IKALUIN Tb Ace Hasan Syadzili.
 
Malam itu Ikatan Alumni UIN Jakarta atau IKALUIN memberikan apresiasi IKALUIN Award 2022 kepada sejumlah alumni yang dinilai memiliki kiprah dengan pengaruh luar biasa di tengah-tengah masyarakat.
 
Penganugerahan IKALUIN Award dan Refleksi Akhir Tahun 2022 ini bertema Menelusuri Mazhab Ciputat: Dari Akar hingga Manfaat. Sebanyak delapan tokoh alumni dianugerahi IKALUIN Award, termasuk almarhum Profesor Azyumardi Azra untuk kategori Lifetime Achievement.


Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Tokoh lainnya yang mendapat penghargaan ialah Nyai Badriyah Fayumi untuk kategori Pegiat Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak.
Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina ini dinilai aktif dalam menyuarakan kesetaraan gender dalam berbagai forum dan kegiatan sesuai latar belakang pesantrennya.

Selanjutnya, Wahiduddin Adams untuk kategori Pegiat Hukum dan HAM. Hakim Mahkamah Konstitusi RI, pengamat politik Indonesia, Ray Rangkuti, KH Mudrik Qori untuk kategori Pegiat Pendidika, KH Abdul Moqsith Ghazali untuk kategori Pegiat Pemikiran Keagamaan.
 
Aktivis sosial Saleh Abdullah untuk kategori Pegiat Pemberdayaan Masyarakat dan KH Didin Sirajuddin untuk kategori Pegiat Seni Budaya.
 
Melihat tokoh-tokoh yang diberikan penghargaan tak lepas dari jejak Mazhab Ciputat yang ditorehkan mereka dalam segala lapangan pekerjaan.
 
Sebutan Mazhab Ciputat merujuk kepada daerah tempat kampus UIN Syarif HIdayatullah Jakarta berada, yakni Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Dari kampus inilah lahir pembaruan pemikiran Islam yang menasional dan mendunia. Pembaruan pemikiran Islam ini pula menjadi tonggak moderasi Islam (Islam wasathiyah) di Tanah Air.
 
Pada akhirnya, semangat pembaruan yang didasari tradisi berpikir kritis tak hanya terkait isu-isu keislaman, tetapi juga meluas pada masalah politik, sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Hal ini tak lepas pula dari visi UIN Jakarta yang ingin menjadi perguruan tinggi bereputasi global dengan keunggulan integrasi ilmu keislaman, keindonesiaan, dan sains.
 
Gebrakan pembaruan pemikiran Islam yang menjadi cikal bakal Mazhab Ciputat dimulai masa kepemimpinan Profesor Harun Nasution sebagai Rektor IAIN Syarif HIdayatullah Jakarta (1973-1984). Jejak pakar filsafat Islam mencengangkan bahkan kontroversi dalam membongkar kejumudan umat Islam, khususnya mahasiswa IAIN yang kala itu fiqh oriented, berkutat pada hukum Islam yang formalistik.
 
Karena itu, Harun kemudian membongkar kurikulum IAIN yang tak lagi fiqh oriented, tetapi dimasukkan filsafat, ilmu kalam, metodologi riset, dan sebagainya. Salah satu buku Harun yang menjadi buku wajib pengembangan pendidikan Islam ialah Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, terbit pertama kali oleh UI Press pada 2012.
 
Saking gencarnya pembaruan yang dilakukan Harun dengan basis rasionalitas, singkatan IAIN kemudian diplesetkan menjadi ‘Ingkar Allah Ingkar Nabi’. Namun, show must go on, Harun bergeming.
 
Doktor lulusan Universitas McGill di Kanada pada 1968 banyak mengirim mahasiswa IAIN untuk melanjutkan studi di Barat.
 
Selanjutnya, nama yang patut dicatat dalam tinta emas pembaruan pemikiran Islam ialah Nurcholish Majid (alm). Pendulum Mazhab Ciputat terus bergerak di tangan Azyumardi Azra (alm), Komaruddin Hidayat,
 
Fachry Ali, Kautsar Azhari Noer, Budhi Munawar Rahman, Saiful Muzani, Din Samsuddin, Hendro Prasetyo, Ihsan Ali Fauzi, Ahmad Sahal, Burhanuddin Muhtadi, Sukidi, dan seabrek tokoh muda lainnya.
 
Jejak Mazhab Ciputat memiliki relevansi untuk membendung laju konservatisme Islam yang cenderung kaku, merasa benar sendiri, dan antidialog. Sikap konservatif ini akan berubah menjadi fundamentalis, radikal, dan berbahaya bagi persemaian nan indah keberagaman di Tanah Air. Maju terus Mazhab Ciputat.
 

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.