Krisis global yang melanda dunia belakangan ini, ternyata melahirkan tokoh pengusaha tangguh. Mereka sukses menyelamatkan perusahaan dari hantaman badai krisis yang disebut-sebut paling parah di abad ini. Salah satu pengusaha tangguh tersebut adalah Nugroho Hari Hardono, yang tak lain CEO Saraswanti Group.
Nugroho Hari Hardono setidaknya terbukti sukses menakhodai perusahaannya dalam situasi turbulensi ekonomi yang sangat berat. Di tengah ganasnya badai krisis multidimensional yang mendera warga seluruh dunia, kinerja kerajaan bisnisnya justru makin moncer.
Di saat banyak perusahaan limbung, Saraswanti Group justru makin melambung. Bukan hanya terhindar dari kebangkrutan, tapi malah mengalami kebangkitan. Tak hanya tumbuh tapi juga makin tangguh. “Alhamdulihah dalam situasi krisis yang parah, semua unit usaha kami tetap bertumbuh,” kata Hari Hardono dalam perbincangan dengan SWA di The Alana Hotel Jogja.
Krisis berat yang mengguncang dunia akibat wabah pandem covid 19 yang kemudian dilanjut perang Rusia-Ukraina belakangan ini, sepertinya menjadi kawah condrodimuko alias uji kemampuan bagi bapak tiga anak yang akrab disapa Hari Hardono tersebut. Sebagai seorang CEO yang membawahi 30 anak perusahaan dengan puluhan ribu pekerja, dia menghadapi tantangan yang tidak ringan.
Meski perjalanan yang dilalui dirasa berat, hasil yang diraih sangat hebat. Karyawan selamat, perusahaan tetap melaju aman melewati badai krisis “Alhamdulilah perusahaan kami bisa dibilang nihil kasus Covid dan semua divisi bisnis mengalami pertumbuhan justru saat dalam suasana krisis global,” jelas Hari Hardono.
Saraswanti Group memang fenomenal. Ketika situasi ekonomi sedang berada di titik nadzir dan banyak pebisnis yang tiarap, grup bisnis yang berpusat di Surabaya Jawa Timur ini justru sukses melakukan beberapa aksi korporasi yang mengagumkan. Beberapa aksi bisnis yang dilakukan selama massa krisis berlangsung, antara mengantarkan kedua anak perusahaan sukses melantai di bursa efek Indonesia.
Kedua anak perusahaan tersebut, PT Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Tbk dan PT Saraswanti Indoland Developmen (SWID). SAMF yang bergerak di industri dan distribusi pupuk NPK, melakukan IPO (initial public offering) atau penawaran saham perdana tahun tahun 2020. Sementara SWID yang bergerak di properti melakukan IPO pada pertengahan 2022.
Hari Hardono memang pantas bersyukur karena dalam situasi yang sedang tidak menentu, ia sukses mengantarkan dua anak perusahaan melantai di bursa Efek Indonesia (BEI). Sekadar informasi, saat SAMF melakukan IPO pada 2020, situasi dunia dalam kegentingan karena wabah virus corona sedang ganas-ganasnya.
Meski dalam suasana tidak kondusif, proses listing di bursa saham tersebut berjalan sesuai harapan. Pasar menyambut positif dengan laris manisnya saham yang ditawarkan. “Kami sempat khawatir hasilnya kurang maksimal, tapi ternyata respon investor sangat bagus. Saham kami terjual sesuai dengan target,” ujar Hari Hardono.
Dari hasil penjualan saham sebanyak…
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.