Saat ini, pendaftaran akun Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk sekolah dan siswa dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNPMB) di perguruan tinggi negeri (PTN) sudah dimulai. Siswa dianjurkan tidak memilih prodi yang itu-itu saja.
Hal ini penting karena bila siswa hanya tertuju pada program studi tertentu, sudah bisa dipastikan bakal banyak siswa gugur dalam seleksi. Mengingat, kompetisi dalam SNPMB ketat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Dari pengamatan kami di Universitas Jember, setiap tahun pilihan program studi siswa SLTA selalu berkumpul di program studi itu-itu saja. Jika di kelompok Saintek pilihan utamanya masih berkisar di program studi rumpun kesehatan. Sementara di kelompok Soshum kebanyakan siswa akan memilih Program Studi Manajemen,” kata Wakil Koordinator Kehumasan Universitas Jember (Unej), Rokhmad Hidayanto, dikutip dari laman unej.ac.id, Jumat, 20 Januari 2023.
Dia mengungkapkan pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 pada kelompok Saintek, animo terbanyak di Program Studi Farmasi. Sebanyak 1.408 melamar sementara yang diterima 48 orang.
Disusul Program Studi Ilmu Keperawatan dengan pelamar 1.322 dan yang diterima 60 orang. Tempat ketiga, Program Studi Pendidikan Dokter yang menerima 30 calon mahasiswa dari 1.124 pelamar.
Sementara itu, kelompok Soshum paling diminati Program Studi Manajemen mencapai 1.108 peserta, sementara yang dietrima 81 orang. Posisi kedua, Program Studi Pendidikan Guru SD dengan peminat 789 dan menerima 41 orang. Terakhir, Program Studi Administrasi Bisnis menerima 51 mahasiswa setelah menyeleksi 660 peserta.
Rokhmad mengatakan masih banyak pilihan program studi lain yang juga tak kalah mentereng dan memiliki masa depan cerah. Asal, siswa mendalaminya sungguh-sungguh serta melengkapi diri dengan berbagai soft skill.
“Oleh karena itu ayo buka wawasan dan cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai keistimewaan masing-masing program studi,” tutur Rokhmad.
Rokhmad menuturkan calon mahasiswa juga mesti membuka wawasan di antaranya dengan memperhatikan kecenderungan kondisi dunia saat ini. Misalnya, dunia kerja membutuhkan lulusan yang memiliki literasi digital, kemampuan bekerja sama, dan daya adaptasi dalam segala situasi di dunia yang makin cepat berubah.
Sedangkan, kemampuan soft skill bisa diperoleh di kampus tanpa harus terpaku pada satu program studi saja. Apalagi, Kemendikbudristek sudah menerapkan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan peluang bagi mahasiswa belajar di mana saja, magang, penelitian, bahkan berwirausaha. Termasuk belajar di luar kampus hingga luar negeri.
(REN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.