Head of Corporate Communications Pluang, Kartika Dewi menyampaikan, di tengah ketidakpastian global akibat kenaikan suku bunga dan upaya pemerintah menekan inflasi, investor cenderung beralih preferensi pilihan aset investasi jangka panjang.
Berdasarkan data terkini Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di akhir 2022, menunjukan jumlah investor reksa dana, aset investasi dengan risiko yang relatif rendah, meningkat lebih dari 40% dalam setahun terakhir. Dari jumlah investor reksa dana di 2022 sebanyak 9,59 juta, lebih dari 80% proporsi investor tersebut berasal dari fintech.
“Pluang bangga menjadi salah satu fintech yang memfasilitasi tren investasi reksa dana dan berkontribusi mendominasi transaksi investor lokal individu Indonesia,” ujar Kartika dalam keterangan resminya, Jumat (20/1).
Kartika menambahkan, pertumbuhan investor aset reksa dana di Pluang juga terjadi di 2022. Ini terlihat dari peningkatan angka dana kelolaan dan transaksi tahunan sebanyak lebih dari enam kali lipat.
“Di Pluang sendiri, reksa dana cenderung menjadi pilihan instrumen investasi yang prospektif. Reksa dana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap menjadi pilihan utama pengguna Pluang karena dinilai sebagai pilihan investasi jangka panjang yang memberikan return stabil dengan level risiko rendah, setidaknya selama Semester I-2023,” tutur Kartika.
Dengan tingginya antusiasme investor terhadap produk reksa dana, Pluang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan, salah satunya dengan menambahkan pilihan reksa dana di dalam platform. Pluang baru saja meluncurkan lebih dari 15 produk reksa dana baru tahun ini dengan menggandeng beberapa manajer investasi ternama seperti Sucorinvest, Eastspring, Batavia dan lainnya.
Menurut Kartika, investor juga perlu memperhatikan faktor kembalinya aktivitas perekonomian masyarakat pasca pelonggaran PPKM dan faktor kampanye tahun politik menyambut pemilu di 2024.
“Momen-momen kunci ini dapat menjadi katalis dalam mendukung rally saham di sektor-sektor berkapitalisasi besar pada Semester II-2023 dan memicu pertumbuhan reksa dana saham menjadi lebih agresif. Untuk orientasi investasi ke depan, para investor bisa mempertimbangkan untuk menggunakan momentum potensial ini untuk berinvestasi di Reksa Dana Saham.” kata Kartika.
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.