Merdeka.com – Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh dukun Aki CS hingga saat ini dilakukan lantaran faktor ekonomi dengan iming-iming mempunyai kemampuan supranatural untuk menggandakan uang. Kini, polisi mencari motif utama pelaku tega menghabisi para korbannya.

Dalam temuannya, polisi menyebut terdapat dana yang masuk ke rekening ke salah satu pelaku senilai Rp1 miliar. Diduga uang tersebut berasal dari sejumlah Tenaga Kerja Wanita (TKW). Uang tersebut didapatkan usai berhasil menipu sejumlah korbannya dengan iming-iming akan menjadi kaya sekejap.

“Sejak kapan motif ekonomi itu dimulai, yang kemudian dengan motif janji-janji supranatural sehingga korban menyerahkan uang ataupun harta lainnya,” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat ditemui wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (23/1).

“Sehingga penyidik harus mendalami keluar masuk keuangan pada buku rekening,” sambung dia.

Dalam skenario pembunuhannya, ketiga pelaku memiliki peran yang berbeda diantaranya Wowon Erawan alias Aki, Solehudin alias Duloh dan M Dede. Namun Trunoyudo belum dapat menjelaskan secara pasti motif dan modus daripada pelaku.

“Terkait motif dan modus ini bagaimana pelaku meyakinkan kepada para korban, khususnya para TKW ini masi terus intensif kita lakukan proses penyidikan,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, polisi menemukan aliran dana masuk ke rekening ke salah satu tersangka. Dugaan kuat, uang dalam rekening itu milik sejumlah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang dijanjikan kekayaan oleh ketiganya.

“Sejauh ini yang kami temukan ada aliran dana Rp1 miliar,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1).

Rekening itu atas nama Dede Sholehudin. Dede juga menjadi korban saat sekeluarga di Bekasi diracun menggunakan seduhan kopi yang sudah dicampur zat kimia mematikan. Tetapi, Dede tak tewas. Dia masih menjalani perawatan di rumah sakit.

“Dede ini yang menghimpun dana dari sejumlah TKW,” tegas Hengki.

Sejauh ini, dua dari sembilan korban pembunuhan Dukun Aku yang merupakan TKW yakni Siti dan Farida. Mereka bersedia ditemukan di dua lokasi yang berbeda.

Farida, seorang warga Cianjur yang berprofesi sebagai TKW. Ia juga tewas saat menagih hasil penggandaan uang. Jasadnya dikubur di rumah Solihin.

Sedangkan Siti yang juga seorang TKW turut tewas dengan hal yang serupa dengan Farida. Jasadnya pun hanyut hingga ditemukan warga Garut dan dikuburkan.

[rhm]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.