SURYA.co.id | SURABAYA – Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof Dr Nurhasan mernuturkan, pertandingan sepakbola di Indonesia harus bisa menyenangkan, menggembirakan, nyaman dan aman.

Ungkapan Nurhasan itu dilontarkan dalam Saresehan Ilmu Keolagragaan dengan tema Sepakbola Damai di Gedung Rektorat Unesa Surabaya, Selasa (17/10/2022).

Nurhasan berharap, tragedi Kanjuruhan yang terjadi pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya dan menimbukan korban 133 meninggal tidak boleh terjadi lagi kedepannya.

“Mimpinya kita bagimana menonton sepakbola seperti lihat konser, bisoskop, dengan keluarnya nyaman aman, bisa komunkasi, bergembira, sorak-sorak yang baik dan positif,” sebut Nurhasan dalam paparannya yang diikuti Surya.co.id dari Youtube Unesa. 

Nurhasan berharap, sepakbola Indonesia tidak ada lagi hal-hal negatif. Narasi-narasi negatif yang nantinya jadi provokatif dan pada gilirannya memperuncing persoalan harus ditiadakan. Karena saat berkerumun atau massa, biasanya kekuatan personal jadi luar biasa. Tapi kalau sendirian tidak akan berani berbuat destruktif.

“Saya berharap kedepan ada edukasi-edukasi yang kongret terkait bagimana tingkah laku suporter, tingkah laku pelaksana kegiatan pertandingan. Harus beri edukasi dan siapkan regulasi-regulasi, kita bantu buat formula-formula. Dari negara yang sudah maju sepakbolanya, kita adopsi dan adaptasi pada aturan-aturan yang ada, samapi ke bawah (suporter),” terang Nurhasan.

Orang nomor satu di Unesa itu menerangkan, 70 persen masyarakat Indonesia sangat menyukai sepakbola. Tragedi Kanjuruhan harus bisa menjadi pelajaran berharga supaya tidak terulang lagi.

“Semoga menghasilkan formula-formula untuk bantu PSSI dan pemerintah, sekaligus mensinkronkan, mengharmonisasikan Statuta FIFA dnegan aturan-aturab pemerintah,” harap Nurhasan.

Saresehan Ilmu Keolahragaan dengan tema Sepakbola Damai ini dibuka Mentri Olahraga (Menpora), Zaiunudin Amali secara onlinine. Selain Nurhasan, sarasehan ini menampilkan nara sumber Prof Dr Agus Kristiyanto (Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia), Dr Imam B Prasodjo (Sosiolog Universitas Indonesia), Prof Dr H Muchlas (Tokoh Pendirikan Karakter Unesa), Ahmad Riyadh (Ketua Asporov PSSI Jatim/Anggota Komite Eksekutif PSSI), dan
Ignatius Indro (Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia).

Zainudin Amalii mengapresiasi Unesa ikut ambil bagian dan peran usai tragedi Kanjuruhan. Unesa menjadi Perguruan Tinggi pertama di Indonesia ikut berperan mencari solusi supaya sepakbola Tanah Air lebih baik, aman dan nyaman.

“Tragedi Kanjuruan membuat kita kaget, ini berarti (sepakbola) kita ada kekurangan dan harus cari jalan keluar. Mudah-mudahan sarasehan ini bisa memberi masukan-masukan bagus,” ucap Amali.

Zainudin Amali menerangkan, edukasi akan terus diberikan kepada semua pihak dengan tujuan besar sepakbola enak ditonton, aman dan nyaman. Termasuk edukasi terhadap suporter sepakbola Indonesia.

Suporter, lanjut Zainudin Amali, dirinya pernah mengumpulkan suporter Malang (Arema), Surabaya (Persebaya), Bandung (Persib) dan Jakarta (Persija). Kedepan akan terus dilakukan dan edukasi sepakbola damai tak boleh terhenti.

“Nanti saya akan berkeliling bertemu suporter-suporter. Pemerintah akan memfasilitasi dengan undang-udang, kita dorong suporter untuk mengaturnya sendiri,” tutur Amali.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.