“Jika Washington dan negara-negara NATO memasok senjata yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota sipil dan berusaha merebut wilayah kami, maka ini akan mengarah pada tindakan pembalasan dengan menggunakan senjata yang lebih kuat,” kata Volodin via Telegram, dikutip dari laman Anadolu Agency, Minggu, 22 Januari 2023.
Ia mendesak anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Bundestag Jerman, Majelis Nasional Prancis, dan parlemen Eropa lainnya, untuk “menyadari tanggung jawab mereka terhadap kemanusiaan.”
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baru-baru ini, AS bertekad untuk mendukung Ukraina jika Kyiv memutuskan untuk melancarkan operasi dalam merebut kembali Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia secara ilegal pada 2014. Moskow juga mencaplok empat wilayah di Ukraina timur tahun lalu melalui skema referendum yang dianggap Barat bersifat “ilegal.”
“Lewat keputusan mereka, Washington dan Brussel memimpin dunia menuju perang yang mengerikan, menuju aksi militer yang sama sekali berbeda dari saat ini, ketika serangan hanya dilakukan secara eksklusif terhadap infrastruktur militer dan krusial yang digunakan rezim Kyiv,” katanya lebih lanjut.
Volodin juga mengatakan bahwa para politisi perlu memahami bahwa keputusan mengirim senjata berat dapat berakhir dengan “tragedi global” yang akan menghancurkan negara-negara mereka. Menurutnya, “keunggulan teknologi senjata Rusia” memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan balasan.
Menyiratkan bahwa Rusia tidak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, Volodin mengeklaim bahwa keamanan rakyat serta integritas teritorial Rusia sedang terancam.
“Argumen bahwa kekuatan nuklir belum pernah dipakai dalam konflik lokal sudah tidak dapat dipertahankan,” kata Volodin.
Sekitar 50 menteri pertahanan dan pejabat senior dari negara-negara Barat telah menghadiri pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat kemarin. Dalam pertemuan itu, para sekutu Barat menjanjikan dukungan militer lebih lanjut kepada Ukraina.
Meski ada kesepakatan, terdapat perselisihan paham mengenai rencana mengirim tank tempur Leopard 2 ke Ukraina.
Baca juga: Jerman Belum Dapat Putuskan Pengiriman Tank Leopard ke Ukraina
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(WIL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.