Washington: Turki mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk tegas dalam upayanya menjual pesawat tempur F-16 untuk mereka dan meyakinkan Kongres Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan penentangannya terhadap kesepakatan senilai USD20 miliar (Rp302 triliun) yang telah direncanakan.
 
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengaku telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Turki membatalkan keberatannya terhadap Swedia dan Finlandia yang bergabung dengan NATO. Seharusnya, hal itu tidak menjadi prasyarat untuk penjualan F-16.
 
“Yang penting di sini adalah apakah pemerintah (AS) akan tegas atau tidak. Jika pemerintah menunjukkan sikap yang kuat pada setiap langkah untuk mencegah hal ini, masalah ini akan diselesaikan,” kata Cavusoglu setelah bertemu dengan Blinken, dalam komentar yang disiarkan oleh TRT, Kamis 19 Januari 2023.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sebelumnya, pemerintahan Biden telah menyatakan dukungannya untuk menjual jet ke Turki. Meski, hal ini mendapat tentangan dari Kongres atas catatan hak asasi manusia Ankara yang bermasalah dan kebijakan terhadap Suriah. AS bermaksud berusaha untuk menjaga persatuan NATO dalam menghadapi invasi Rusia ke Ukraina.
 
Baru-baru ini, penolakan Ankara untuk meratifikasi keanggotaan NATO di Swedia dan Finlandia telah menjadi pusat penentangan Kongres.
 
“Erdogan lakukan serangan berulang terhadap sekutu kami, Kurdi Suriah dan terus menyesuaikan diri dengan Rusia. Termasuk juga menunda keanggotaan NATO, Swedia dan Finlandia sehingga tetap menjadi perhatian serius,” ucap Senator dari Partai Demokrat, Chris Van Hollen dalam sebuah pernyataan.
 
“Seperti yang saya katakan sebelumnya, agar Turki menerima F-16, kami membutuhkan jaminan bahwa masalah ini akan ditangani,” tambahnya.

Bilateral AS-Turki

Ketegangan hubungan antara kedua terjadi sejak Turki mengakuisisi sistem pertahanan rudal Rusia pada 2019.
 
Meski Cavusoglu dan Blinken dahulu kerap bertemu di KTT NATO dan pertemuan PBB, pemerintahan Biden membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk secara resmi mengundang Cavusoglu. Menurut para analis, penundaan ini mencerminkan hubungan yang tegang.
 
Memang, Amerika Serikat telah memuji Turki atas beberapa tindakannya selama perang Ukraina, seperti melakukan mediasi pembicaraan koridor biji-bijian. Di sisi lain, AS juga khawatir mengenai hubungan Ankara yang semakin dalam dengan Rusia.
 
Tak cukup di situ, negara-negara tersebut juga berselisih mengenai rencana Turki untuk melakukan operasi militer ke Suriah dengan niat untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah. Sementara itu, Turki menuntut AS untuk tidak mendukung kelompok bersenjata Kurdi Suriah yang dianggapnya sebagai teroris.
 
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri secara informal memberi tahu komite yang mengawasi penjualan senjata di Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat tentang niatnya untuk melanjutkan penjualan.
 
Namun, seorang pejabat senior administrasi mengatakan AS tidak mungkin menindaklanjuti penjualan kecuali Menendez mencabut penentangannya.
 
Sejauh ini, Cavusoglu mengatakan bahwa pihak AS tidak memberikan jadwal mereka untuk perihal pemberitahuan resmi untuk F-16 ke Kongres. (Jessica Gracia)
 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.